Setidaknya bukan aku yang mencintai lalu kemudian melukai.
Setidaknya bukan aku yang mengucap janji lalu kemudian mengingkari. Setidaknya
bukan aku yang mengatakan tak akan kemana-mana lalu menghilang entah kemana.
Setidaknya bukan aku yang bilang rindu lalu membuat segalanya menjadi pilu.
Setidaknya bukan aku yang mengangankan masa depan lalu membuat kita kehilangan
jalan pulang. Setidaknya bukan aku yang lebih dulu mencoba memiliki lalu pergi
tak tahu diri. Setidaknya bukan aku yang bilang; aku menyayangimu–lalu
menaburkan duka setelahnya. Setidaknya bukan aku yang tiba-tiba datang lalu
bertingkah seperti seseorang yang hilang ingatan. Setidaknya bukan aku yang
berbicara manis lalu membisu dalam kepahitan berkepanjangan.
Kamulah yang berdiri di situ. Di posisi yang tidak pernah
aku inginkan. Tetapi jangan lupa kalau aku juga tetap ikut menelan setiap
bahagianya. Karena tidak ada patah hati yang dilewati oleh sebagian hati. Saat
kamu mengingkari, maka aku akan ikut tersakiti. Saat kamu yang memilih untuk
berlaku salah, maka aku akan ikut merasakan lelah. Saat kamu memilih untuk
berhenti mencintai, maka hidupku pun seketika ikut berhenti berputar. Walau aku
tak ingin merasakannya, mereka tetap memelukku tanpa jeda.
Memang aku yang menyayangimu dengan sungguh-sungguh dan kamu
sekarang tidak memperdulikannya. Memang aku yang memilih mempercayaimu dengan
seutuhnya percaya dan kamu tidak pernah memintanya. Namun, apakah kamu tidak
pernah punya keberanian untuk mengakhiri ini semua dengan lebih bijaksana?
tanpa perlu menghilang. Tanpa perlu dengan sengaja menghapusku diam-diam. Tanpa
perlu membuat kita menjadi dua orang yang tidak lagi saling menyapa. Tanpa
perlu membuat rindu menjadi sesuatu yang begitu berat untuk dihadapi. Tanpa perlu
membuat luka kehilangan keinginannya untuk terlupa. Tanpa perlu membuat sesal
menjadi sesuatu yang tak juga usai. Tanpa perlu membuat benci menjadi pelarian
dari cinta yang tiba-tiba kehilangan rumahnya.
Aku tak pernah ingin membuatmu menjadi seseorang yang begitu
menyakitkan untuk diingat. Aku tak pernah ingin membuatmu menjadi seseorang
yang begitu sulit untuk dilupakan. Aku tak pernah ingin membuatmu menjadi
seseorang yang terlalu kurindu hingga sesak dadaku. Aku tak pernah ingin
membuatmu menjadi seseorang yang terlupa karena pada akhirnya aku lelah berdoa.
Aku tak pernah ingin membencimu–karena aku tidak punya pilihan lain untuk
mengakhiri segalanya.
Cinta memang bukanlah sesuatu yang bisa kita genggam dan
serta merta kita tak pernah akan kehilangannya. Cinta memang bukanlah sesuatu
yang bisa kita percaya dan serta merta kita tak akan pernah kecewa. Cinta punya
banyak wajah, punya banyak kepentingan, punya banyak angan-angan, punya banyak
keputusan–yang mungkin tidak pernah kita bayangkan bahwa cinta mampu memilih
itu.
Dan bukan lantas kita tak pernah pantas untuk dilukai.
Karena luka adalah bagian dari hidup yang perlu ada untuk kita jalani. Agar
kita bisa melihat segala kebaikan dengan lebih berharga. Agar kita bisa
menerima janji dengan lebih bijaksana. Agar kita bisa senantiasa mencintai
dengan sepenuh kejujuran–karena kita tahu bahwa kebohongan adalah wajah cinta
yang paling rendah.
0 komentar:
Posting Komentar