Latihlah diri untuk senantiasa beribadah dengan tujun keridhaan Allah
Saudaraku, ada manusia yang kadang bertanya, mengapa si fulan tidak shalat tapi tetap jaya, sedangkan si fulan shalat, tapi tidak kunjung jaya?
jawaban pertama, shalat jangan diukur dari hasil materi. shalat bukan untuk kejayaan dan bukan shalat yang menjadikan anda kaya serta sejahtera. yang menjadikan anda kaya dan sejahtera adalah kemauan, bekerja keras, bekerja cerdas, dan berusaha.
shalat hanya -maaf saya memakai kosa kata "hanya"- menjadikan kekayaan, keberhasilan, dan kesuksesan yang diraih, menjadi berkah. enak dinikmati hasilnya. karena banyak, kekayaan yang tidak mendatangkan keberkahan buat pemiliknya. karena banyak kesuksesan yang tidak mendatangkan kenikmatan buat si penggenggamnya.
jawaban kedua, kalau seseorang jaya, sedang ia tidak shalat, maka ia bisa lebih jaya kalau ia shalat. kalau seseorang susah, sedang ia shalat, maka ia tambah susah kalau tidak shalat.
jawaban ketiga, pertanyaan yang demikian itu, "mengapa si fulan tidak shalat tapi tetap jaya sedangkan si fulan shalat tapi tidak jaya", adalah pertanyaan yang cengeng.
kunci semuanya adalah koreksi diri, jujur diri, dan perbaikan diri. koreksi kenapa sampai begitu. kenapa kok sudah shalat tetap miskin. bisa jadi, kita memang shalat, tapi kita malas berusaha. berharap rezeki turun dari langit, blek, begitu.
bisa jadi kita memang shalat, tapi sajadah kita, rumah kita, dibangun lewat barang yang haram. bisa jadi pula, kita memang shalat, tapi disaku kita terdapat isim, dirumah kita terdapat jimat, ya percuma shalatnya. tidak diterima!!
lantas kenapa orang lain jaya? itu yang harus kita pelajari, bukan justru kita irikan. intip rahasia jalan hidupnya. intip rahasia kecil kesuksesannya. tapi demi Allah, tidak ada kebahagian orang yang kaya tapi tidak shalat. apalagi bila kekayaan itu ia dapat dari memiskinkan orang lain. dan demi Allah juga, tidak semua orang yang kaya adalah orang yang senang. itu mah penglihatan kita saja.
kita tidak tahu, banyak yang rumahnya luas, banyak yang rumahnya megah, tapi rumah itu menjadi lautan air mata tak bahagia. banyak yang memiliki uang banyak, tapi akhirnya uang yang banyak itu justru menjadi malapetaka buat dirinya dan keluarganya.
coba perhatikan hal berikut ini. sebelum punya uang, si fulan hidupnya sederhana. setelah memiliki uang banyak, ia jadi sombong, ia main judi, ia main wanita, ia malah tambah haus dengan uang: adalah hal yang mungkin saja terjadi.
jadi, dalam kehidupan ini, janga melihat kaya dan miskinnya, tapi lihatlah keberkahaannya.
kaya, tidak berkah, adalah jauh lebih menderita daripada sekedar miskin tapi hidup penuh ketenangan.
sekarang, tidak usah lagi bertanya pertanyaan cengeng tersebut. malah kita harus membuktikan bahwa kita bisa kaya, bisa pula tenang serta berkah, dengan shalat, dan dengan menjadikan kekayaan kita itu berkah juga buat orang banyak.
mudah-mudahan kita dan keluarga kita diberi Allah kekuatan untuk memelihara shalat. aamiin :)
Sumber : Buku Temukan Penyebabnya Temukan Jawabannya (Ust. Yusuf Mansur)
Rabu, 14 Mei 2014
Mengapa Ada yang Tidak Shalat tapi Tetap Jaya, sedang Mengapa Ada yang Shalat tapi Tidak Kunjung Jaya?
Minggu, 11 Mei 2014
PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN INDONESIA DARI MASA KE MASA
ANNISA TRIANA 21213162
EYDELA MEIDINA 23213012
IMAS EKAWATI 24213329
MAHARANI DARAJATI 25213218
UMMU SALAMAH 29213055
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG MASALAH
Sudah hampir 69 tahun
Indonesia merdeka, akan tetapi kondisi perekonomian Indonesia belum juga
membaik. Masih terdapat ketimpangan ekonomi, tingkat kemiskinan, dan
pengangguran masih tinggi, serta pendapatan per kapita yang masih rendah.Untuk
dapat memperbaiki sistem perekonomian di Indonesia, kita perlu mempelajari
sejarah tentang perekonomian Indonesia dari masa penjajahan hingga masa
reformasi. Dengan mempelajari sejarahnya, kita dapat mengetahui
kebijakan-kebijakan ekonomi apa saja yang sudah diambil pemerintah dan
bagaimana dampaknya terhadap perekonomian Indonesia, serta dapat memberikan
kontribusi untuk mengatasi permasalahan ekonomi yang ada.
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN
PEREKONOMIAN INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN
1. Masa Pendudukan Belanda
Pada
tahun 1580 Portugis diduduki oleh Spanyol, sementara itu Belanda terlibat
perang kemerdekaan melawan Spanyol pada tahun 1568-1648, maka oleh Spanyol para
pedagang Belanda tidak diizinkan membeli rempah-rempah yang berpusat di
Lisabon. Para pedagang Belanda kemudian berusaha mencari sendiri pusat
rempah-rempah di dunia timur.Para petualang Belanda beruntung karena mereka
memperoleh informasi perjalanan bangsa Portugis ke Asia dan Indonesia dari Jan
Huygen Van Linschoten, yaitu seorang penjelajah Belanda yang ikut pelayaran
Portugis sampai di Indonesia.
Pada tahun 1596, Cornelis de Houtman
dengan empat kapal berawak kapal 249 orang mendarat di Banten.Kehadiran Belanda
di Indonesia mengawali penjajahan di Indonesia, ditandai dengan terbentuknya
VOC (Verenigde Oost Indishe Compagnie)
pada tahun 1602. Oleh pemerintahan Belanda, VOC diberi Oktroi (hak-hak
istimewa) sebagai berikut :
a. Dianggap
sebagai wakil pemerintah Belanda di Asia
b. Monopoli
perdagangan
c. Mencetak
uang dan mengedarkan uang sendiri
d. Mengadakan
perjanjian
e. Menaklukan
perang dengan negara lain
f. Menjalankan
kekuasaan kehakiman
g. Pemungutan
pajak
h. Memiliki
angkatan perang sendiri
i. Mengadakan pemerintahan sendiri
Untuk
melaksanakan kekuasaan di Indonesia, diangkatlah jabatan Gubernur Jendral VOC,
yaitu :
- Pieter Both, merupakan Gubernur Jendral VOC pertama yang memerintah pada tahun 1610-1619 di Ambon
- Jan Pieterzoon Coen, merupakan Gubernur Jendral VOC kedua yang memindahkan pusat VOC dari Ambon ke Jayakarta.
Cara Belanda memperoleh
monopoli perdagangan di Indonesia antara lain, yaitu :
1) Melakukan pelayaran hongi untuk
memberantas penyelundupan. Tindakan yang dilakukan VOC adalah merampas setiap
kapal penduduk yang menjual langsung rempah-rempah kepada pedagang asing,
seperti Inggris, Perancis, dan Denmark.
2) Melakukan ekstirpasi, yaitu penebangan
tanaman milik rakyat. Tujuannya adalah mempertahankan agar rempah-rempah tidak merosot bila hasil panen berlebihan.
3) Perjanjian dengan raja-raja setempat,
terutama yang kalah perang wajib menyerahkan hasil bumi yang dibutuhkan VOC dengan harga yang ditetapkan VOC. Penyerahan wajib itu disebut “Verplichte Leverantien”.
4) Rakyat
wajib menyerahkan hasil bumi sebagai pajak yang disebut dengan istilah “Contingenten”.
Dalam melaksanakan pemerintahan, VOC banyak
mempergunakan tenaga Bupati, sedangkan bangsa Cina dipercaya untuk pemungutan
pajak dengan cara menyewakan desa untuk beberapa tahun lamanya. Pada
pertengahan abad ke 18, tepatnya tanggal 31 Desember 1799, VOC mengalami
kemunduran karena beberapa sebab sehingga dibubarkan. Kemunduran itu disebabkan
karena :
1) Persaingan dagang dari bangsa Perancis
dan Inggris,
2) Penduduk di Indonesia, tertutama Jawa
telah menjadi miskin, sehingga tidak mampu membeli barang-barang yang dijual
oleh VOC,
3) Perdagangan gelap merajalela dan
menerobos monopoli perdagangan VOC,
4) Pegawai-pegawai VOC banyak melakukan
korupsi dan kecurangan-kecurangan akibat dari gaji yang diterimanya terlalu
kecil,
5) VOC
mengeluarkan anggaran belanja yang cukup besar untuk memelihara tentara dan
pegawai-pegawai yang jumlahnya cukup besar untuk memenuhi pegawai daerah- daerah yang baru dikuasai, terutama di Jawa dan Madura.
Situasi di Eropa membawa perubahan pemerintahan di
Belanda.Pada tahun 1975 tentara Perancis menyerbu Belanda, sehingga Pangeran
Willem V melarikan diri ke Inggris.Kerajaan Belanda selanjutnya dipimpin oleh
Louis Napoleon, adik Napoleon Bonaparte, kaisar Perancis.Louis Napoleon
kemudian mengangkat Gubernur Jendral untuk memerintah daerah Kolonial Hindia
Belanda bersama Herman Willem Daendels.
- Masa Pemerintahan Herman Willem Daendels di Indonesia (1808-1811)
Pada
masa H.W Daendels berkuasa, Perancis bermusuhan dengan Inggris dalam perang
koalisi di Eropa.Maka tugas utama H.W Daendels di Hindia Belanda adalah
mempertahankan pulau Jawa dari serangan pasukan Inggris.
Tugas
H.W Daendels dan langkah-langkah yang ditempuh di Indonesia dalam Bidang
Keuangan/Ekonomi adalah sebagai berikut :
a. Mengeluarkan
mata uang kertas,
b. Menjual
tanah produktif milik rakyat kepada swasta sehingga muncul tanah swasta
(partikelir) yang banyak dimiliki orang Cina, Arab, dan Belanda,
c. Meningkatkan
pemasukan uang dengan cara-cara sebelumnya yaitu, memborongkan pungutan pajak, contingenten, dan penanaman kopi.
- Masa Pemerintahan Thomas Stamfort Raffles di Indonesia (1811-1816)
Pada
tahun 1811-1816 pimpinan Inggris di India yaitu Lord Muito memerintahkan Thomas
Stamfort Raffles yang berkedudukan di Penang untuk menguasai pulau Jawa. Dengan
mengerahkan 60 kapal, Inggris berhasil menduduki Batavia pada tanggal 26
Agustus 1811 dan pada tanggal 18 September 1811 Belanda menyerah melalui
kapitulasi tuntang. Isi kapitulasi tuntang adalah :
1. Pulau
Jawa dan sekitarnya dikuasai Inggris
2. Semua
tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
3. Orang
Belanda dapat dijadikan pegawai Inggris
Raffles
diangkat sebagai Letnan Gubernur dengan tugas mengatur pemerintahan dari
peningkatan perdagangan dan keamanan. Tugas Raffles di Indonesia dalam Bidang
Perekonomian dan Keuangan adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan
sistem sewa tanah (Land Rente),
tindakan ini didasarkan pada pendapatan bahwa pemerintah Inggris adalah yang
berkuasa atas semua tanah, sehingga penduduk yang menempati tanah wajib
membayar pajak.
b. Meneruskan
usaha yang pernah dilakukan Belanda, misalnya penjualan tanah kepada swasta,
serta penanaman kopi.
c. Melakukan
penanaman bebas dan melibatkan rakyat ikut serta dalam perdagangan.
d. Memonopoli
garam agar tidak dipermainkan dalam perdagangan karena sangat penting bagi
rakyat.
e. Menghapus
segala penyerahan wajib dan kerja rodi.
Setelah
Napoleon Bonaparte dapat dikalahkan dalam pertempuran di Leipzig dan kemudian
tertangkap, maka pada tahun 1814 melalu Konvensi London (Perjanjian London),
Inggris mengembalikan semua daerah kekuasaan Belanda yang pernah dikuasai oleh
Inggris. Akan tetapi, Raffles tidak setuju terhadap keputusan-keputusan itu.Ia
meletakan jabatannya dan digantikan oleh Letnan Gubernur Jendral John
Fendall.Pda tahun 1816 John Fendall menyerahkan wilayah jajahan di Indonesia
kepada Belanda.
Setelah
dilakukan perjanjian antara Inggris dengan Belanda pada Konvensi London (1814),
daerah jajahan di Indonesia dikembalikan kepada Belanda.Untuk mengurus
pengembalian itu, dikirim komisi Jendral yang terdiri atas Van der Capellen,
Elout, dan Buyskes (1816).
Tugas
komisi Jendral itu sangat berat, yaitu memperbaiki sistem pemerintahan dan
perekonomian.Perbaikan ekonomi ini bertujuan agar dapat mengembalikan
utang-utang Belanda yang cukup besar akibat perang-perang yang dilakukan dalam
menghadapi Napoleon maupun perang-perang yang dilakukan dalam menghadapi
kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Dalam
menjalankan tugasnya itu, berbagai tantangan muncul, yaitu menghadapi
perekonomian yang buruk, persaingan dagang bangsa Inggris, sikap bangsa pribumi
yang memusuhi bangsa Belanda.Bangsa pribumi tidak ingin dijajah lagi dan ingin
merdeka seperti yang dialami pada zaman Sriwijaya dan Majapahit.
Jika ditinjau dari
sejarah Indonesia, sejak tahun 1816 sampai tahun 1900, bangsa Indonesia sudah
jelas menentang masuk dan berkuasanya bangsa asing termasuk bangsa Belanda.
Pertentangan
yang terjadi antara bangsa-bangsa di Indonesia dengan bangsa Belanda disebabkan
karena :
a. Kebencian
golongan raja dan bangsawan pribumi terhadap pemerintah Belanda yang
menyebabkan kemunduran kekuasaan mereka.
b. Kebencian
golongan pedagang pribumi terhadap Belanda yang mematikan mata pencaharian
mereka.
c. Kebencian
terhadap Belanda berdasarkan agama, seperti meletusnya Perang Diponegoro,
Perang Padri, Perang Aceh, dan lain sebagainya.
Untuk
menghadapi pertentangan yang kuat dari bangsa-bangsa di Indonesia, Belanda
menindasnya dengan jalan perang colonial dan politik devide et impera, yaitu memecah belah bangsa Indonesia. Hal ini
mengakibatkan terjadinya permusuhan antara kerajaan-kerajaan yang ada di
Indonesia.
- Cultuurstelsel atau Sistem Tanam Paksa (Tahun 1830)
Berlakunya
Sistem Tanam Paksa dan ketentuan-ketentuan pokok dalam tanam paksa adalah :
a. Penduduk
diharuskan menyediakan sebagian tanahnya untuk tanaman yang laku dijual ke
Eropa
b. Tanah
yang dipergunakan tidak melebihi 1/5 tanah yang dimiliki penduduk desa
c. Waktu
untuk memelihara tanaman tidak melebihi waktu yang dipergunakan untuk
memelihara tanaman padi
d. Bagian
tanah yang ditanami tersebut bebas pajak
e. Bila
hasil bumi melebihi nilai pajak yang harus dibayar rakyat, maka kelebihan hasil
bumi tersebut diberikan kepada rakyat
f. Jika
gagal panen yang tidak disebabkan oleh kesalahan petani maka kerugian
ditanggung pemerintah
g. Penduduk
yang bukan petani wajib bekerja di kebun, pabrik, atau pengangkutan untuk
kepentingan Belanda
Penyimpangan terhadap aturan tanam paksa menimbulkan reaksi, berbagai
pihak menuntut dihapuskannya sistem tanam paksa. Reaksi terhadap penyimpangan
tanam paksa antara lain :
a. Golongan
humanis yang berjuang untuk kemanusiaan yaitu :
- Baron
Van Houvel, seorang pendeta yang mengungkapkan kesengsaraan rakyat akibat tanam
paksa, baik di majalah, forum pertemuan, maupun di DPR Belanda
- Eduard
Douwes Dekker dengan nama samara Multatuli
b. Golongan
penguasa swasta Belanda yang menghendaki adanya kebebasan berusaha di Indonesia
melalui siding parlemen di Belanda.
- Sistem Usaha Swasta
Dengan
kemenangan golongan liberal di parlemen Belanda maka mulai ditetapkan sistem
ekonomi liberal yang ditandai dengan masuknya modal asing ke Indonesia, masa
itu disebut Politik Pintu Terbuka atau Politik Ekonomi Liberal Kolonial
dilandasi oleh beberapa undang-undang antara lain :
a. Compatabiliteitswet
tahun 1867 yang menyatakan bahwa anggaran belanja Hindia-Belanda harus
ditetapkan dengan undang-undang, jadi dengan persetujuan parlemen Belanda.
b. Suikerwet
1870 (undang-undang gula) berisi ketetapan bahwa tanaman tebu sebagai tanaman
monopoli pemerintah berangsur-angsur akan dihilangkan sehingga di pulau Jawa dapat diusahakan oleh pengusaha swasta.
d. Agrarichwet 1870
(undang-undang agraria) berisi sebagai berikut :
- Tanah
di Indonesia dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu tanah rakyat dan tanah
pemerintah
- Tanah
rakyat dibedakan atas tanah milik yang sifatnya bebas dan tanah desa yang tidak
bebas. Tanah rakyat tidak boleh dijual kepada bangsa asing, tetapi hanya boleh
disewakan
- Tanah
pemerintah dapat dijual untuk tanah milik eigendom)
atau disewakan selama 75 tahun
Adapun
tujuan dari Undang-Undang Agraria adalah melindungi petani agar tidak
kehilangan tanahnya serta membuka peluang orang asing untuk menyewa tanah dari
rakyat Indonesia.
2. Masa
Pendudukan Jepang
Pada
tanggal 8 Maret 1942 tentara Hindia-Belanda menyerah tanpa syarat kepada pihak
Jepang di Kalijati.Dengan demikian, Belanda menyerahkan seluruh wilayah
Hindia-Belanda kepada pemerintah bala tentara Jepang.
Kedatangan
tentara Jepang pada mulanya mendapat sambutan baik oleh sebagian rakyat
Indonesia karena mereka datang dengan semboyan
sebagai saudara tua yang akan membebaskan bangsa-bangsa Asia dari
penjajahan Barat. Namun pendudukan Jepang di Indonesia dalam beberapa bulan
saja telah menunjukkan kekejamannya.Bala tentara Jepang melakukan penindasan,
pemerasan tenaga, perampasan kekayaan alam, dan sebagainya.
Dalam usaha mengembalikan simpati rakyat
Indonesia di bidang ekonomi, Jepang menjalankan politik dumping, yakni menjual barang-barang dengan harga lebih murah di
luar negeri daripada di Jepang sendiri.
Aspek kehidupan ekonomi bangsa Indonesia
pada masa penjajahan Jepang adalah sebagai berikut :
> Kegiatan
ekonomi masyarakat Indonesia pada masa Jepang diarahkan untuk kepentingan
Jepang. Jepang berusaha untuk menguasai dan mendapatkan semua sumber-sumber
bahan mentah untuk industry Jepang. Dalam rangka untuk mewujudkan ambisinya melaksanakan konsep ekonomi Hakko Ichiu
bahwa Jepang berkeinginan untuk menjadikan seluruh kawasan Asia Pasifik ada di
bawah kendali Jepang dengan Asia Pasifik Timur Raya.
> Pemerintah
pendudukan Jepang mulai mengeluarkan peraturan- peraturan untuk menjalankan
ekonomi. Semua harta benda dan perusahaan perkebunan Sekutu disita dan
perusahaan vital seperti pertambangan, telekomunikasi, dan perusahaan transportasi langsung dikuasai pemerintah Jepang. Jepang juga mengadakan
pembatasan-pembatasan dan penguasaan alat-alat produksi yang merupakan ciri
ekonomi perang. Sistem autarki artinya setiap daerah harus mencukupi kebutuhannya
sendiri serta harus dapat menunjang kebutuhan perang. Selain itu juga rakyat
masih dibebani pekerjaan yang bersifat wajib, yaitu rakyat dipaksa untuk
dijadikan romusha.
Dampak
positif pada masa pendudukan Jepang di bidang ekonomi bagi bangsa Indonesia adalah
:
a. Didirikannya
kumyai, yaitu koperasi yang bertujuan
untuk kepentingan bersama
b. Diperkenalkan
suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line system (sistem pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan
untuk meningkatkan produksi pangan
Dampak
negative pada masa pendudukan Jepang di bidang ekonomi bagi bangsa Indonesia
adalah :
a. Penghapusan
semua organisasi politik dan pranata sosial warisan Hindia-Belanda yang
sebenarnya banyak diantaranya yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan,
sosial, ekonomi, dan kesejahteraan rakyat
b. Romusha, mobilisasi rakyat
Indonesia (terutama warga Jawa) untuk kerja paksa dalam kondisi yang tidak
manusiawi
c. Penghimpunan
segala sumber daya seperti sandang, pangan, logam, dan minyak demi kepentingan
perang. Akibatnya beras dan berbagai bahan pangan petani dirampas Jepang,
sehingga banyak rakyat yang menderita kelaparan
d. Krisis
ekonomi yang sangat parah. Hal ini karena dicetaknya uang pendudukan secara
besar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi
e. Kebijakan
self sufficiency (kawasan mandiri)
yang menyebabkan terputusnya hubungan ekonomi antar daerah
Pada
masa sebelum merdeka, sistem perekonomian Indonesia masih diatur oleh penjajah
yang pada saat itu sangat merugikan Indonesia, karena semua sumber daya alam yang
ada di Indonesia dikuras oleh para penjajah.Pada saat itu banyak masyarakat
Indonesia yang dijadikan budak di negaranya sendiri.Mereka semua diperlakukan
tidak adil dan tidak manusiawi.
Negara penjajah yang paling merugikan
Indonesia adalah Jepang, karena pemerintah militer Jepang melakukan perombakan
besar-besaran dalam struktur ekonomi masyarakat.Kesejahteraan masyarakat
merosot tajam dan terjadi bencana kekurangan pangan, karena produksi bahan
makanan dipasok untuk kebutuhan militer.Tidak hanya pemerintah militer Jepang
yang merugikan Indonesia, pemerintah Belanda pun sangat merugikan
Indonesia.Hampir seluruh kekayaan Indonesia dikuras untuk memperkaya bangsa
Belanda.Banyak kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah Belanda membuat
Indonesia sengsara dan rata-rata kehidupan rakyat Indonesia dibawah taraf
kemiskinan.
PERKEMBANGAN
PEREKONOMIAN INDONESIA PADA MASA ORDE LAMA
A. Masa
Pasca Kemerdekaan (1945-1950)
Pada
masa awal kemerdekaan, keadaan ekonomi Indonesia sangat buruk, antara lain
disebabkan oleh :
1. Inflasi
yang sangat tinggi, hal ini disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata
uang secara tidak terkendali. Pada saat itu, untuk sementara waktu pemerintah
Indonesia menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang
De Javashe Bank, mata uang pemerintah Hindia- Belanda, dan mata uang pendudukan
Jepang. Pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces for NetherlandsEast Indies) atau pasukan Sekutu
mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang dikuasai Sekutu. Pada
bulan Oktober 1946, pemerintah Indonesia juga mengeluarkan uang kertas baru,
yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Berdasarkan
teori moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat
harga
2. Adanya
blockade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu
perdagangan luar negeri RI
3. Kas
negara kosong
4. Eksploitasi
besar-besaran di masa penjajahan
Usaha-usaha
yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan ekonomi, antara lain :
1. Program
Pinjaman Nasional dilaksanakan oleh menteri keuangan IR. Surachman pada bulan
Juli 1946.
2. Upaya
menembus blockade dengan diplomasi beras ke India (India merupakan negara yang
mengalami nasib yang sama dengan Indonesia, yaitu sama-sama pernah dijajah.
Indonesia menawarkan bantuan berupa padi sebanyak 500.000 ton dan India menyerahkan sejumlah obat-obatan kepada Indonesia), mengadakan kontak dengan
perusahaan swasta Amerika, dan menembus blockade Belanda di Sumatera dengan
tujuan ke Singapura dan Malaysia.
3. Konferensi
Ekonomi Februari 1946 dengan tujuan untuk memperoleh kesepakatan yang bulat
dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak, yaitu masalah
produksi dan distribusi makanan, masalah sandang, serta status dan administrasi
perkebunan-perkebunan.
4. Pembentukan
Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947 Rekonstruksi dan
Rasionalisasi Angkatan Perang (RERA) 1948, mengalihkan tenaga bekas angkatan
perang ke bidang-bidang produktif.
5. Kasimo
Plan yang intinya mengenai usaha swasembada pangan dengan beberapa petunjuk
pelaksanaan yang praktis. Dengan swasembada pangan, diharapkan perekonomian
akan membaik (mengikuti Mazhab Fisiokrat: sektor pertanian merupakan sumber
kekayaan).
B. Masa
Demokrasi Liberal (1950-1957)
Permasalahan
ekonomi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia masih sama seperti sebelumnya.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi, antara lain :
1. Program
Benteng (Kabinet Natsir), yaitu upaya menumbuhkan wiraswastawan pribumi dan
mendorong importer nasional agar bisa bersaing dengan perusahaan impor asing
dengan membatasi impor barang tertentu dan memberikan lisensi impornya hanya pada importer pribumi serta memberikan kredit pada perusahaan-perusahaan
pribumi agar nantinya dapat berpartisipasi dalam perkembangan ekonomi nasional.
Namun usaha ini gagal, karena sifat pengusaha pribumi cenderung konsumtif dan
tak bisa bersaing dengan pengusaha non-pribumi. Pada kabinet ini untuk pertama
kalinya terumuskan suatu perencanaan pembangunan yang disebut Rencana Urgensi Perekonomian (RUP)
2. Nasionalisasi
De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia pada 15 Desember 1951 lewat
Undang-Undang No. 24 Tahun 1951 dengan fungsi sebagai bank sentral dan bank
sirkulasi. (Kabinet Sukiman)
3. Sistem
ekonomi Ali (Kabinet Ali Sastroamijoyo I) yang diprakarsai Mr. Iskak
Cokrohadisuryo, yaitu penggalangan kerjasama antara pengusaha Cina dan
pengusaha pribumi, dan pemerintah menyediakan kredit dan lisensi bagi
usaha-usaha swasta nasional. Program ini tidak berjalan dengan baik, karena
pengusaha pribumi kurang berpengalaman, sehingga hanya dijadikan alat untuk
mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah. (Kabinet ini sangat melindungi importer
pribumi, sangat berkeinginan mengubah perekonomian dari struktur kolonial
menjadi nasional)
4. Pembatalan
sepihak atas hasil-hasil Konferensi Meja Bundar, termasuk pembubaran Uni
Indonesia-Belanda. Akibatnya banyak pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya
sedangkan pengusaha-pengusaha pribumi belum bisa mengambil alih perusahaan-perusahaan tersebut. (Kabinet Burhanudin)
C. Masa
Demokrasi Terpimpin (1959-1967)
Sebagai
akibat dari dekrit presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem
demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem
etatisme (segalanya diatur oleh pemerintah). Dengan sistem ini, diharapkan akan
membawa pada kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial, politik, dan
ekonomi. Akan tetapi, kebijakan-kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah di
masa ini belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia, antara lain :
1. Devaluasi
yang diumumkan pada 25 Agustus 1959 menurunkan nilai uang sebagai berikut :
- Uang
kertas pecahan Rp 500,- menjadi Rp 50,-
- Uang
kertas pecahan Rp 1.000,- menjadi Rp 100,-
- Dan
semua simpanan di bank yang melebihi Rp 25.000,- dibekukan
2. Pembentukan
Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia
dengan cara terpimpin. Dalam pelaksanaannya justru mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian Indonesia. Bahkan pada 1961-1962 harga barang- barang naik 400%
3. Devaluasi
yang dilakukan pada 13 Desember 1965 menjadikan uang senilai Rp 1.000,- menjadi
Rp 1,-. Sehingga uang rupiah baru mestinya dihargai 1.000 kali lipat uang
rupiah lama, tapi di masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai 10 kali lipat
lebih tinggi. Maka tindakan pemerintah untuk menekan angka inflasi ini malah
meningkatkan angka inflasi.
PERKEMBANGAN
PEREKONOMIAN INDONESIA PADA MASA ORDE BARU
Prioritas yang dilakukan adalah
pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.Modal asing mulai
masuk sehingga industrialisasi mulai dikerjakan dan Rencana Pembangunan Lima
Tahun (REPELITA) yang pertama dibuat tahun 1968. Pada tahun 1970-an dan awal
1980-an harga minyak bumi melonjak tinggi di pasar dunia sehingga orde baru
mampu membangun dan mengendalikan inflasi serta membuat pertumbuhan ekonomi
yang cukup tinggi.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak
membuat rakyatnya bebas dari kemiskinan dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang
hanya dinikmati segelintir orang saja. Dampak negative kondisi ekonomi
Indonesia pada masa orde baru antara lain :
a. Ketergantungan
terhadap minyak dan gas bumi (migas)
Migas
merupakan salah satu sumber pendapatan utama bagi anggaran belanja negara.Jadi
harga migas sangat berpengaruh bagi pendapatan negara sehingga turunnya harga
minyak mengakibatkan menurunnya pendapatan negara.
b. Ketergantungan
terhadap bantuan luar negeri
Akibat
berkurangnya pendapatan dari migas, pemerintah melakukan penjadwalan kembali
proyek-proyek pembangunan yang ada, terutama yang menggunakan valuta
asing.Mengusahakan peningkatan ekspor komoditi non migas dan terakhir meminta peningkatan pinjaman luar negeri kepada negara-negara maju.Tahun 1983,
Indonesia adalah negara ketujuh terbesar dalam jumlah hutang dan tahun 1987
naik ke peringkat keempat.Ironisnya, di tahun 1986/1987, sebanyak 81% hutang yang diperoleh untuk membayar hutang lama ditambah bunganya.
Akhir
1970-an, proses pembangunan di Indonesia mengalami “non market failure” sehingga banyak kerepotan dalam proses
pembangunan, misalnya merebaknya kemiskinan dan meluasnya kesenjangan
pendapatan, terutama disebabkan oleh “market
failure”.
Mendekati pertengahan 1980-an, terjadi
kegagalan pemerintah (lembaga non pasar) dalam menyesuaikan mekanisma
kinerjanya terhadap dinamika pasar. Ekonomi Indonesia mengahadapi tantangan berat
akibat kemerosotan penerimaan devisa dari ekspor minyak bumi pada awal 1980-an.
Kebijakan pembangunan Indonesia yang diambil dikenal dengan sebutan “structural adjustment” dimana ada 4
jenis kebijakan penyesuaian sebagai berikut :
a. Program
stabilisasi jangka pendek atau kebijakan manajemen permintaan dalam bentuk
kebijakan fiscal, moneter, dan nilai tukar mata uang dengan tujuan menurunkan
tingkat permintaan agregat. Dalam hal ini pemerintah melakukan berbagai
kebijakan mengurangi deficit APBN dengan memotong atau menghapus berbagai
subsidi, menaikkan suku bunga uang (kebijakan uang ketat) demi mengendalikan
inflasi, mempertahankan nilai tukar yang realistik (terutama melalui devaluasi
September 1986).
b. Kebijakan
struktural demi peningkatan output melalui peningkatan efisiensi dan alokasi
sumber daya dengan cara mengurangi distorsi akibat pengendalian harga, pajak, subsidi, dan berbagai hambatan perdagangan, tarif, maupun non tarif.
c. Kebijakan
“Paknov 1988” yang menghapus monopoli impor untuk beberapa produk baja dan
bahan baku penting lain, telah mendorong mekanisme pasar berfungsi efektif pada
saat itu.
d. Kebijakan
peningkatan kapasitas produktif ekonomi melalui penggalakan tabungan dan
investasi. Perbaikan tabungan pemerintah melalui reformasi fiscal, meningkatkan
tabungan masyarakat melalui reformasi sektor finansial dan menggalakkan
investasi dengan cara memberi insentif dan melonggarkan pembatasan.
Kebijakan
menciptakan lingkungan legal yang bisa mendorong agar mekanisme pasar
beroperasi efektif termasuk jaminan hak milik dan berbagai tindakan
pendukungnya seperti reformasi hukum dan peraturan, aturan main yang menjamin kompetisi bebas dan berbagai program yang memungkinkan lingkungan seperti itu.
Dampak
dari kebijakan tersebut cukup meyakinkan terhadap ekonomi makro, seperti
investasi asing terus meningkat, sumber pendapatan bertambah dari sistem pajak,
dan produktivitas industry yang mendukung ekspor non-migas juga meningkat.
Namun hutang Indonesia membengkak menjadi US$ 70,9 miliyar. Hutang inilah
sebagai salah satu factor penyebab pemerintahan orde baru runtuh. Pemerintahan
orde baru membangun ekonomi hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi
dan pengendalian inflasi tanpa memperhatikan pondasi ekonomi yang memberikan
dampak sebagai berikut :
a. Kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia, sebagai salah satu faktor produksi,
tidak disiapkan untuk mendukung proses industrialisasi.
b. Barang-barang
impor (berasal dari luar negeri) lebih banyak digunakan sebagai bahan baku
dalam proses industry sehingga industri Indonesia sangat bergantung pada barang
impor tersebut.
c. Pembangunan
tidak didistribusikan merata ke seluruh wilayah Indonesia dank e seluruh rakyat
Indonesia sehingga hanya sedikit elit politik dan birokrat serta
pengusaha-pengusaha Cina yang dekat dengan kekuasaan saja yang menikmati hasil pembangunan.
PERKEMBANGAN
PEREKONOMIAN INDONESIA PADA MASA REFORMASI
Pemerintah
reformasi diawali pada tahun 1998.Peristiwa ini dipelopori oleh ribuan
mahasiswa yang berdemo menuntut presiden Soeharto untuk turun dari jabatannya
dikarenakan pemerintahan Bapak Soeharto dianggap telah banyak merugikan negara
dan banyak yang melakukan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).Tahun 1998
merupakan tahun terberat bagi pembangunan ekonomi di Indonesia sebagai akibat
krisis moneter di Asia yang dampaknya sangat terasa di Indonesia. Nilai rupiah
yang semula US$ 1 senilai Rp 2.000,- menjadi sekitar Rp 10.000,- bahkan
mencapai Rp 12.000,- (5 kali lipat penurunan nilai rupiah terhadap dolar).
Artinya, nilai Rp 1.000.000,- sebelum tahun 1998 senilai dengan US$ 500, namun
setelah tahun 1998 hanya menjadi US$ 100. Hutang negara Indonesia yang jatuh
tempo saat itu dan harus dibayar dalam bentuk dolar, membengkak menjadi lima
kali lipatnya karena uang yang dimiliki berbentuk rupiah dan harus dibayar
dalam bentuk dolar Amerika. Ditambah lagi dengan hutang swasta yang kemudian
harus dibayar negara Indonesia sebagai syarat untuk mendapat pinjaman dari International Monetary Fund (IMF).
Tercatat hutang Indonesia membengkak menjadi US$ 70,9 miliyar (US$ 20 miliyar
adalah hutang komersial swasta). Pemerintah reformasi dari tahun 1998 sampai
sekarang sudah mengalami beberapa pergantian presiden, antara lain yaitu :
1. Bapak
B.J Habibie (21 Mei 1998-20 Oktober 1999)
Pada
saat pemerintah presiden B.J Habibie yang mengawali masa reformasi belum
melakukan perubahan-perubahan yang cukup berarti di bidang
ekonomi.Kebijakan-kebijakannya diutamakan untuk menstabilkan keadaan politik di
Indonesia.Presiden B.J Habibie jatuh dari pemerintahannyan karena melepaskan
wilayah Timor-Timor dari Wilayah Indonesia.
2. Bapak
Abdurrahman Wahid (20 Oktober 1999-23 Juli 2001)
Pada
masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun belum ada tindakan yang cukup
berarti untuk menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan.Kepemimpinan
Abdurrahman Wahid berakhir karena pemerintahannya menghadapi masalah konflik
antar etnis dan antar agama.
3. Ibu
Megawati Soekarnoputri (23 Juli 2001-20 Oktober 2004)
Masa
kepemimpinan Ibu Megawati mengalami masalah-masalah yang mendesak yang harus
diselesaikan, yaitu pemulihan ekonomi dan penegakkan hukum. Kebijakan-kebijakan
yang ditempuh untuk mengatasi persoalan-persoalan ekonomi antara lain :
a. Meminta
penundaan pembayaran hutang sebesar US$ 5,8 miliyar pada pertemuan Paris Club
ke 3 dan mengalokasikan pembayaran hutang luar negeri sebesar Rp 116,3 triliun.
b. Kebijakan
privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan negara di dalam periode
krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi
kekuatan- kekuatan politik dan mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu
berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,1%. Namun kebijakan
ini memicu banyak kontroversi, karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing. Ibu Megawati bermaksud mengambil jalan tengah dengan menjual
beberapa asset negara untuk membayar hutang luar negeri. Akan tetapi, hutang
negara tetap saja menggelembung karena pemasukan negara dari berbagai asset
telah hilang dan pendapatan negara menjadi sangat berkurang.
4. Bapak
Susilo Bambang Yudhoyono (20 Oktober 2004-sekarang)
Masa
kepemimpinan Bapak SBY terdapat kebijakan yang sikapnya kontroversial, yaitu :
a. Mengurangi
subsidi BBM atau dengan kata lain menaikkan harga BBM. Kebijakan ini
dilatarbelakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM
dialihkan ke sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung kesejahteraan masyarakat.
b. Kebijakan
kontoversial pertama itu menimbulkan kebijakan kontroversial kedua, yakni
Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin. Kebanyakan BLT tidak
sampai ke tangan yang berhak menerima, dan pembagiannya menimbulkan berbagai
masalah sosial.
c. Mengandalkan
pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta
mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi. Salah satunya adalah diadakannya Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November
2006 lalu, yang mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah.
Investasi merupakan faktor utama untuk menentukan kesempatan kerja. Mungkin ini
mendasari kebijakan pemerintah yang selalu ditujukan untuk memberi kemudahan
bagi investor, terutama investor asing, yang salah satunya adalah revisi
undang- undang ketenagakerjaan. Jika semakin banyak investasi asing di
Indonesia, maka diharapkan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah.
d. Lembaga
kenegaraan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang dijalankan pada pemerintahan
Bapak SBY mampu memberantas para koruptor, tetapi masih tertinggal jauh dari
jangkauan sebelumnya, karena Bapak SBY menerapkan sistem soft law bukan hard law.
Artinya, Bapak SBY tidak menindak tegas orang-orang yang melakukan KKN,
sehingga banyak terjadi money politic
dan koruptor-koruptor tidak akan jera dan banyak yang mengulanginya. Dilihat
dari semua itu, negara dapat dirugikan secara besar-besaran dan sampai saat ini
perekonomian negara tidak stabil.
e. Program
konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) dikarenakan
persediaan bahan bakar minyak (BBM) semakin menipis dan harga di pasaran
tinggi.
f. Kebijakan
impor beras, tetapi kebijakan ini membuat para petani menjerit karena harga
gabah menjadi anjlok atau turun drastis.
Pada
tahun 2006 Indonesia melunasi seluruh sisa hutang pada IMF (International Monetary Fund).Dengan ini,
maka diharapkan Indonesia tidak lagi mengikuti agenda-agenda IMF dalam
menentukan kebijakan dalam negeri. Namun wacana untuk berhutang lagi pada luar
negeri kembali mencuat, setelah keluarnya laporan bahwa kesenjangan ekonomi
antara penduduk kaya dan miskin menajam, dan jumlah penduduk miskin meningkat
dari 35,10 juta jiwa di bulan Februari 2005 menjadi 39,05 juta jiwa pada bulan
Maret 2006. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, antara lain karena
pengucuran kredit perbankan ke sektor riil masih sangat kurang (perbankan lebih
suka menyimpan dana di SBI), sehingga kinerja sektor riil kurang dan berimbas
pada turunnya investasi. Pengeluaran negara pun juga semakin membengkak
dikarenakan sering terjadinya bencana alam yang menimpa negeri ini.
TUJUAN
1. Mengetahui
evaluasi perekonomian Indonesia dari masa ke masa
2. Mengetahui
prospek perekonomian Indonesia dari masa ke masa
3. Mengetahui
resiko serta tantangan perekonomian Indonesia yang dihadapi dari masa ke masa
4. Mengetahui
hal-hal perekonomian Indonesia yang harus diperhatikan dari masa ke masa
KESIMPULAN
Perekonomian Indonesia sejak pemerintahan
masa penjajahan hingga masa reformasi masih mengalami beberapa gejolak.Perekonomian
Indonesia masih jatuh bangun. Hal ini dapat dilihat dari :
1. Kemiskinan
yang masih ada
2. Pengangguran
tingkat tinggi, dikarenakan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia tidak
sebanding dengan jumlah angkatan kerja
3. Maraknya
para koruptor, karena hukum di negeri ini yang kurang tegas (Indonesia termasuk
dalam 5 negara koruptor terbesar di dunia)
4. Masih
terjadi kesenjangan ekonomi antara penduduk kaya dan penduduk miskin
5. Nilai
rupiah dalam US$ 1 masih sekitar Rp 9.000,- sampai Rp 10.000,-
6. Masih
memiliki hutang pada luar negeri
DAFTAR
PUSTAKA
- http://ekonomikro.blogspot.com : Kebijakan Ekonomi pada Masa Orde Lama
- http://lindyamelia.blogspot.com : Sistem Perekonomian Indonesia
- http://nissakfh.wordpress.com : Sejarah dan Sistem Perekonomian Indonesia
- http://dcostareiza.blogspot.com : Pelaksanaan Demokrasi Indonesia
- http://akirawijayasaputra.wordpress.com
: Persamaan dan Perbedaan Kebijakan
Ekonomi pada Masa Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi
- http://id.wikipedia.org : Sejarah Indonesia
Dumairy,
Perekonomian Indonesia, Erlangga,
Jakarta, 1996.
- http://wahyubudiutami.blogspot.com: Tujuan dan Kebijakan Ekonomi
Langganan:
Postingan (Atom)